Paskibraka, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Sebuah kata sebagai cover
bagi generasi bangsa Indonesia yang memiliki jiwa kepemimpinan,
bertanggung jawab, patriotisme, nasionalisme, mencintai Indonesia dengan
sepenuh hati, dan memiliki keinginan yang kuat untuk mengibarkan sang
merah putih. Sejarah demi sejarah yang ditorehkan oleh para pahlawan
bangsa, setitik hingga gumpalan darah yang mereka korbankan demi bangsa
Indonesia menjadi sebuah motivasi yang menggugah hati kami untuk
berjuang mengibarkan sang merah putih.
“Dulu para pahlawan mempertaruhkan nyawanya demi
mengibarkan sang merah putih, Kalian paskibraka hanya diminta untuk
berjuang, hanya mengeluarkan keringat yang tak sebanding dengan
pengorbanan para pendahulu bangsa ini.” torehan kata pelatih paskibraka
yang membuat saya membayangkan perasaan para pelatih yang sebenarnya
ingin agar kami melakukan yang terbaik.
Tidak segampang membalikkan telapak tangan untuk
dapat menjadi anggota paskibraka. Menjadi calon paskibrakapun
membutuhkan kerja keras dan usaha. Then, I want to tell you about my
story as paskibraka. And the title is “Kebersamaan yang Tak Terlupakan”.
Latihan dan seleksi ditingkat sekolah. Terik
matahari yang selalu setia hadir saat para Purna Paskibraka SMAN 1
Makale dengan rela turun tangan melatih Peraturan Baris Berbaris.
Langkah tegap, jalan di tempat, hormat, dan gerakan dasar PBB yang lain,
serta satu hal yang selalu diingatkan “aseemmmm” tetap tersenyum akan
menjadi modal awal kami untuk maju ke tahap selanjutnya.
29 Juli 2011. Lapangan Kasimpo. Seleksi tahap
pertama yang berlangsung di bawah rintik hujan. Langit mendung, dingin
menusuk masuk melalui pori-pori namun tak mematahkan semangat kami.
“Always do my best” sebuah kalimat yang selalu menjadi motivasi ku.
Melihat wajah-wajah baru, mengenal siswa-siswi dari sekolah lain dan
berjuang bersama. Seleksi yang dilakukan menguras keringat para
penyeleksi dalam menentukan siswa-siswi yang pantas menjadi paskibraka
berdasarkan gerakan PBB. Namun, harus ada keputusan yang diambil oleh
tim penyeleksi. Doa yang pasti ada di dalam hati semua peserta, “Semoga
pena penyeleksi menggoreskan nama ku di dalam kertas kelulusan seleksi
tahap awal ini.” And finally, this is it! Congratulation kepada peserta
yang lolos tahap awal, Thanks God.
Seleksi tahap kedua. Bagi tim penyeleksi sangat
sulit untuk menentukan siapa yang terbaik diantara yang terbaik. Satu
nilai plus yang diperhatikan dalam tahap ini yaitu aseemmmm, always keep
smiling guys. Hentakan langkah tegap para peserta didalam suasana
ketegangan akan harapan agar tangan tim penyeleksi tidak menyentuh
peserta dan mengeluarkan dari barisan. Satu per satu peserta dikeluarkan
dari barisan. “We hope all of us can go to the next step but
unfortunately we can’t, harus ada yang gugur. Finally, terpilihlah 70
siswa-siswi that the best of the best. Sebuah pelajaran yang dapat
dipetik dalam hal ini yaitu mensyukuri karunia dan kesempatan yang telah
diberikan dan dipercayakan.
Masa latihan dasar. GNI Makale. Pengenalan pelatih,
bertemu dengan teman-teman baru yang memiliki tujuan yang sama. Masa
latihan dasar yang dilewati memang berat, perasaan lelah dan dongkol tak
dapat dipungkiri. Namun, berusahalah tuk tetap tersenyum dalam melewati
semua itu. Karena saya yakin, “Para pelatih ingin yang tebaik bagi
kita.” Amarah para pelatih, ucapan yang merupakan khilafnya, hukuman
yang mereka berikan, merupakan serangkaian pelajaran dan bekal bagi masa
depan untuk tidak memanjakan diri tetapi memiliki jiwa yang bertanggung
jawab.
“Do the right things, first time, everytime. Lakukan
semuanya sebaik mungkin, pada kesempatan pertama, dan setiap saat.”
Torehan ucapan seorang pelatih yang perfectionis, menginginkan semuanya
tampak sempurna. Perfect is impossible, tetapi dari kata-kata dan
keinginan sang pelatih, saya pun berusaha untuk melakukan yang terbaik
dan mengikuti perintah yang diberikan. Dan saya bersyukur dapat hadir
ditengah-tengah anggota calon paskibraka. Karena saya dapat merasakan
hal baru yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Penuh pertanyaan, bayangan-bayangan yang telah
terfikirkan sejak awal, rasa bahagia, rasa takut untuk satu tahap
berikutnya, masa karantina. Cerita lalu dari para purna mengenai masa
karantina serasa berusaha menciutkan nyali para calon paskibraka. Tetapi
satu hal yang harus diyakinkan dalam diri masing-masing, “We can. Lalui
segala rangkaian tantangan yang dihadapkan kepada kita.” Dan kami
berhasil. Masa karantina tidak lagi segelap bayangan awal. Penuh cerita,
tawa, dan kenangan indah yang tak akan terlupakan. Namun dibalik itu
semua, kami kehilangan seorang sosok yang seharusnya hadir berkumpul
bersama kami. Pelatih memang tegas. Apapun yang mereka ucapkan adalah
sebuah kesungguhan dan keharusan untuk mendisiplin kami.
13 Agustus 2011. Karantina. “Kalian menjadi
paskibraka hanya satu kali seumur hidup. Sampai matipun kalian tidak
akan menjadi paskibraka untuk yang kedua kalinya.” Sebuah motivasi bagi
kami untuk benar-benar menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
69 Calon Paskibraka Kab. Tana Toraja 2011 memasuki masa karantina. Masa
ini adalah tempat yang banyak mengukirkan kenangan, mulai dari
kebersamaan, cinta, rasa saling memiliki, dan menyatukan tekad.
Cinta masa paskibra. Tak dapat dipungkiri diantara
para calon paskibra ada yang hatinya nyangkut kepada sesama. Indahnya
masa remaja terkuak secara perlahan. Mulai dari kenalan lebih jauh,
PDKT, sampai akhirnya diantara kami ada yang jadian. Happily ever after,
semoga langgeng.
Rasa saling memiliki yang terjalin dan tak ingin
kehilangan. Saat salah seorang diantara kami berulah, saat pelatih mulai
naik darah, rasa itu menghampiri. Rasa pilu dan takut yang dirasakan
oleh yang berulah dapat dirasakan oleh semua. Saat kau menunduk dan
pasrah, saat itu pula kami kan merasakan apa yang kau rasakan. Karena
kita satu. Ketika kau tersenyum dan tertawa, saat itu pula kita tertawa
dan tersenyum bersama. Sebuah lagu aransemen yang hadir ditengah-tengah
kita. Penggalan lagu yang tak akan terlupakan, “Sayangnya di paskibraka
hukuman hanyalah push up.” Kenapa? Karena penggalan lagu itu yang
menghadirkan hukuman baru bagi kita. Namun tetap, kita dapat
melewatinya.
Malam itu, sehabis gladi pengukuhan. Tundukkan
kepala, renungkan sejauh mana kita berusaha dan bersama. Sejarah bendera
Merah Putih. Perjuangan para pahlawan akan hal tersebut, perjuangan
yang juga telah kita lakukan. Saat ucapan dan tekanan pelatih menusuk
relung jiwa, saat otak mengolah setiap rangkaian kata yang terdengar,
saat ku tak dapat membendung air mata ini, saat tetesan air mata itu
menetes di pipi, saat semua kedongkolan yang pernah ada terhapuskan.
Seandainya waktu yang diberikan untuk selalu bersama
dapat diperpanjang. Seandainya masa ini kan selalu ada mewarnai
hari-hari kita. Namun, dibalik 5 hari masa karantina ada sebuah tujuan
utama yaitu mengibarkan sang Merah Putih.
16 Agustus 2011. Pengukuhan Paskibraka Kabupaten
Tana Toraja 2011. Saat lagu kebangsaan “Indonesia Raya” dikumandangkan,
suasana hening dan sangat menyentuh menyeruak di dalam sebuah ruangan
Kantor Bupati Tana Toraja. Iringan petikan gitar dan nyanyian lagu hymne
mengantarkan langkah pembawa bendera. Satu per satu anggota Paskibra
mencium sang Merah Putih dengan penuh perasaan haru dan bangga. Amanat
Bupati Tana Toraja, memotivasi dan mendukung kami untuk dapat melakukan
yang terbaik.
17 Agustus 2011. Pengibaran Sang Merah Putih. Ini
adalah puncak dari perjuangan kami dalam masa latihan. Disinilah tempat
untuk menunjukkan kegigihan yang kami miliki, tempat untuk menunjukkan
bahwa kami mampu mengibarkan Sang Merah Putih, dan tempat untuk
menunjukkan bahwa kami benar-benar yang terbaik di antara yang terbaik
dan tidak mengecewakan para pelatih.
Hentakan langkah tegap pertama, diawali dengan
Bismillah. Semoga kami dapat menunjukkannya sesuai dengan harapan semua
orang. Tetap tersenyum, menunjukkan jiwa nasionalisme yang tinggi,
semangat yang tak mudah padam, dan rasa bangga tersendiri terselip di
dalam kalbu. Memandang kedepan, tak peduli kubangan air dan becek yang
menghalang. Kita hantam saja.
Lagu “Indonesia Raya” dikumandangkan, seluruh peserta upacara
hormat kepada Sang Merah Putih. Saat Sang Merah Putih telah berada di
ujung tiang bendera, dan tutup formasi dilakukan, keluar dari lapangan
upacara dengan langkah tegap, ini menunjukkan bahwa pengibaran Sang
Merah Putih suksess!!! Senang rasanya telah melewati sebuah tugas yang
mulia tersebut, tapi tak sampai disini. Masih ada satu pembuktian lagi
yang harus dilaksanakan, penurunan Sang Merah Putih.
Sedikit kesalahan terjadi, but wish us luck.
Penurunan Sang Merah Putih. Kurang lebih seperti pengibaran Sang Merah
Putih, lagu kebangsaan mengiringi penurunan bendera kebangsaan. Saat
petugas pengibar bendera melipat Sang Merah Putih kemudian meletakkannya
pada sebuah baki, yeahh we get succses guys!
Paskibraka! Sorak sorai rasa gembira menggambarkan
rasa senang yang ada di dalam hati akan kesuksesan yang telah dicapai.
Namun tangis akan rasa tak rela untuk melepaskan kebersamaan juga
mewarnai saat itu. Pelukan bahagia, pelukan haru, menjadi kenangan indah
dan mengisyaratkan bahwa kebersamaan dalam sebuah perjuangan sangatlah
berarti dan tak akan terlupakan.
Buka puasa bersama di rumah jabatan Bupati Tana
Toraja. Melepaskan segala penat di dada, menghangatkan suasana dengan
berjoget bersama, terseyum, tertawa, hingga ngakakk habis-habisan. Para
ibu-ibu pejabat juga turut bergabung merayakan kegembiraan, para purna,
dan tentunya para paskibraka.
Rentetan kegiatan dibalik sebuah nama, Paskibraka.
Mengajarkan saya untuk bersyukur atas segala yang telah dikaruniakan
kepada saya, mampu mandiri, mampu untuk saling menghargai, belajar
banyak akan nilai nasionalisme yang harusnya dimiliki, dan tentunya saya
tak akan pernah melupakan kebersamaan yang membawa kita untuk memiliki
satu rasa. Saya akan selalu merindukan saat-saat itu, Paskibraka!
Kamis, 20 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular posts
-
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami selaku pengur...
-
AKU, KAMU DAN KITA Oleh Yudha Yustina Aku... tak pernah kosong fikirku terlukis indah asmara raut wajahmu tak pernah hampa ...
-
Assalamu’alaikum Wr Wb Yang terhormat kepala sekolah Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha Dan teman-teman yang saya ...
-
Tak semua cinta bisa membuat seseorang menjadi bahagia, karena cinta yang dipaksakan bisa membuat seseorang berada dalam ketakutan...
-
Kegiatan pasukan pengibar bendera pusaka menjadi ekstrakurikuler yang digemari sebagian siswa SMA. Hampir tiap sekolah punya Paskibraka. ...
Blogger templates
Blogger news
.
IKLAN TERHANGAT :D
AQUARIUM ^_^
JADWAL SHALAT ^_^
Diberdayakan oleh Blogger.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar